Beranda

Kontak

Kontribusi

 

Tahukah Anda...

Prasasti Gajahmada beraksara dan berbahasa Jawa Kuno. Berisi tentang catatan meninggalnya Paduka Bhatara Sang Lumah ri Siwa Buddha, yaitu Raja Kertanegara, pada bulan (masa) Jyestha tahun 1214 Saka, dan peresmian sebuah 'Caitya' oleh Sang Mahamantrimukya Rakryan Mapatih Mpu Mada pada bulan Waisaka tahun 1273 Saka untuk memperingati gugurnya Paduka Bhatara (Museum Nasional, Jakarta).

 

Kategori Museum

 

  Arkeologi (7)

 

  Benteng (3)

 

  Biologi (9)

 

  Geologi (4)

 

  Lain-lain (8)

 

  Militer (4)

 

  Negeri/Daerah (19)

 

  Pribadi (7)

 

  Sejarah (14)

 

  Seni (7)

 

  Tokoh (14)

 

  Transportasi (3)

   
Publikasi Terkini
 
Pencarian
 

  
Berlangganan Berita
 

  



Museum Zoologi Frater Vianney, Malang

 

Pengantar | Komentar | Galeri Foto


SERBA-SERBI MUSEUM MANDIRI

Museum Mandiri berseberangan dengan Stasiun Kota. Bangunan museum pada mulanya adalah kantor Nederlandsch Handel-Maatschappij (NHM) atau Netherlands Trading Corporation alias Maskapai Dagang Belanda. Kantor pusat NHM berada di Amsterdam, sedangkan Batavia (Jakarta) adalah kantor cabang.

 

mm_mm.jpg

MUSEUM MANDIRI

  • Sejak berlakunya cultuurstelsel (1830), menjadi tugas utama NHM membeli, mengirim/shipping, dan menjual komoditi yang dihasilkan dari sistem tanam paksa seperti kopi, gula, dan nila.
  • Namun selama periode 1850an dan 1860an, NHM telah bergerak dan membangun jalinan keuangan sedemikian intensif dalam bidang industri gula sehingga boleh dikatakan telah terjadi transformasi NHM dari maskapai dagang menjadi bank. 

 

mm_exim.jpg

BANK EXIM PERNAH BERKANTOR DI SINI

NHM Batavia dikenal dengan sebutan Factorij atau factory dalam bahasa Inggris yang berarti agen dagang di negara asing. Setelah Indonesia merdeka, NHM dinasionalisasi (1960), kemudian berkembang menjadi Bank Exim dengan kantor pusat di Gedung Factorij. 

Bank Exim kemudian bergabung kedalam Bank Mandiri (1999). Sejak 2005 Gedung Factorij difungsikan sebagai Museum Mandiri.

  • Arsitek Gedung Factorij adalah J. de Bruyn, A. P. Smits, C. van der Linde. Pembangunan gedung berlangsung selama periode 1929-1933 dan peresmian oleh Presiden Direktur NHM Karel CJ van Aalst.

 

mm_papan_penunjuk.jpg

PAPAN PENUNJUK

Papan penunjuk menginformasikan aneka pelayanan bank di lantai dasar dan lantai satu. Misalnya untuk pelayanan effecten (efek atau surat berharga) dan safe deposit di sebelah kiri (dari sisi nasabah), sedangkan urusan perbankan di kanan. Di lantai satu terdapat kantor inspektur gula (Suiker Bergcultuur Inspecteur) di sebelah kiri dan direksi di sebelah kanan.

 

mm_kas_china.jpg

CHINEESCHE KAS

Ruang pameran Museum Mandiri terletak di tiga lantai. Lantai Dasar terdiri dari Ruang Treasury (Kas Afdeeling), Ruang Pembukuan (kamar khusus untuk buku besar), Ruang Kasir China (Chineesche Kas). Di sayap selatan terdapat Ruang Perlengkapan Bank, Ruang Kearsipan dan Komunikasi, Ruang ATM. Ruang Kearsipan dulunya merupakan kantor budidaya gula yang cukup sibuk.

 

mm_ruang_rapat.jpg

RUANG RAPAT BESAR

Setelah anak tangga terakhir menuju lantai satu, pengunjung akan berdiri di depan Ruang Rapat Besar. Di sini terdapat seperangkat meja dan kursi untuk keperluan rapat, sedangkan dinding dihiasi foto orang-orang penting dunia perbankan Indonesia.

Salah satu yang dapat kita jumpai adalah foto Agus Martowardojo, Direktur Utama Bank Exim (1998) dan Direktur Utama Bank Mandiri (2005-2010). Bankir kelahiran Amsterdam ini dipilih Presiden SBY untuk menggantikan Sri Mulyani Indrawati sebagai Menteri Keuangan Kabinet Indonesia Bersatu II sejak Mei 2010. Selanjutnya penunjukan Anny Ratnawati oleh Presiden sebagai wakil menteri keuangan menjadi faktor Anggito Abimanyu meletakkan jabatan di Kementerian Keuangan dan kembali ke kampus. Setahun kemudian (Oktober 2011) terjadi perombakan kebinet. Sejumlah menteri digeser dan sejumlah wakil menteri ditambahkan diantaranya Mahendra Siregar. Sejak itulah kita memiliki dua wakil menteri keuangan.  *Sebuah foto ternyata bisa membawa kita kemana-mana*

 

mm_lorong.jpg

LANTAI SATU

Ruang pameran lain di lantai satu adalah Ruang Foto Direktur, Ruang Makan Direktur, Ruang Presiden Direktur, Ruang Numismatika. Di sayap selatan terdapat Ruang Mandiri Club, Ruang Piala, Ruang Kepegawaian, Ruang Security dan Rumah Tangga, Perpustakaan.

 

mm_safe_deposit.jpg

RUANG KLUIS UTAMA

  • Di bawah lantai dasar terdapat ruang kluis utama seluas sekitar 900 meter persegi dan dinding luar setebal 100 cm sebagai tempat menyimpan uang kas, efek, maupun barang-barang berharga milik nasabah.
  • Tiga galeri di ruang kluis atau khazanah adalah Effecten Kluis (ruang penyimpanan surat-surat berharga), Ruang Safe Deposit Box, Kast Kluis (ruang penyimpanan uang).
  • Dari Kast Kluis, terdapat pintu keluar menuju taman. Riuh jalak tunggir merah sungguh menarik perhatian. Si burung hitam dengan paruh kuning dan merah menyapu sebagian ekor. Aku suka matanya; menyiratkan rasa ingin tahu yang besar. Sayang dikurung. Burung secerdas itu semestinya dibiarkan menjelajahi dunia sekehendak hatinya.

 

mm_patri2.jpg

PRASASTI PEMBERIAN KCJ VAN AALST

  • Prasasti Kaca Patri Museum Mandiri adalah hadiah Karel CJ van Aalst (1866-1939), presdir kesepuluh NHM Batavia. Van Aalst lahir di Hoorn (Belanda) yang juga merupakan kota kelahiran pendiri Batavia J.P. Coen (1587-1629). Alih-alih Batavia, Coen sebenarnya menginginkan Nieuw Hoorn sebagai nama kota, namun bos-bos besar Kompeni di Belanda (De Heren XVII) ternyata menghendaki lain.
  • Prasasti Kaca Patri terbagi dua bagian. Bagian bawah melukiskan empat musim di Eropa dan alam Indonesia.
  • Bagian atas antara lain menggambarkan Cornelis de Houtman dikelilingi oleh empat kapal yang berlayar ke Nusantara pada tahun 1595, yaitu Hollandia, Mauritius, Amsterdam, Duyfen. Ekspedisi First Schipvaart mencapai Banten 14 bulan kemudian. Acap Houtman memperoleh penghormatan terlalu besar sebagai pemimpin ekspedisi Belanda yang pertama mencapai Nusantara. Keberhasilan yang akan sulit dicapai tanpa map yang disediakan Petrus Plancius, seorang astronomer dan kartografer handal, maupun detail rute perdagangan yang diperoleh Jan Huygen van Linschoten dari Portugis.

 

mm_patri1.jpg

LUKISAN CORNELIS DE HOUTMAN

Selalu dikatakan bahwa kita dijajah Belanda selama 3,5 abad. Angka ini dihitung dari kedatangan ekspedisi Houtman di Banten (1596). Sejarawan Onghokham dalam The Thugs, the Curtain Thief and the Sugar Lord menarik perhatianku bahwa bisa jadi tidak demikian halnya. Tujuan ekspedisi pimpinan Houtman yang dibiayai oleh Compagnie van Verre (cikal-bakal VOC) adalah untuk mencari dan membeli lada. Kehadiran Belanda di Banten, kota pelabuhan yang ramai pada waktu itu halnya orang-orang asing (Inggris, Portugis, China, Arab) maupun orang-orang lokal dari Aceh, Makassar, dan kota-kota pelabuhan lainnya, adalah untuk berdagang. Jadi apakah tepat jika kita menandai penjajahan Belanda di Indonesia dari kedatangan Houtman.

Bahkan satu dekade kemudian ketika Batavia didirikan pada tahun 1609, belum hadir ide besar tentang akan adanya suatu kekaisaran kolonial Belanda di kawasan Nusantara. Dikemukakan Onghokham, 'In short, no body at that time could have foreseen what would be developed out of Batavia...' Lebih lanjut, 'In the writer's opinion it was not until 1830 that Dutch colonialism started, and even then only fully in Java, because in the same year the Dutch launched a new policy to exploit the island of Java.'

 

mm_nhm.jpg

GEDUNG NHM, SEKARANG MUSEUM MANDIRI

 

Sekilas tiket masuk Museum Mandiri. Untuk melacak mengapa di tiket masuk Museum Mandiri terdapat logo delapan bank yang kini sudah tidak terlihat lagi batang hidungnya maka kita akan memulai dari perjalanan NHM.

  • 1824: NHM didirikan oleh Raja Willem I di Amsterdam, Belanda.
  • 1826: NHM cabang dibuka di Batavia. 
  • 1933: NHM cabang Batavia atau Factorij menempati gedung baru yang sekarang menjadi Museum Mandiri. 
  • 1960: Nasionalisasi NHM.
  • 1965: NHM digabung dengan Bank Negara Indonesia Unit II. 
  • 1968: BNI Unit II dipecah menjadi dua unit, salah satunya adalah BNI Unit II Divisi Ekspor-Impor yang kemudian menjadi Bank Exim.
  • 1998: Bank Mandiri berdiri sebagai bagian dari program restrukturisasi perbankan.
  • 1999: Empat bank pemerintah yaitu Bank Dagang Negara (BDN), Bank Bumi Daya (BBD), Bank Ekspor-Impor Indonesia (Bank Exim), Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) bergabung kedalam Bank Mandiri.

Dengan demikian tidak mengherankan jika kita akan menemukan logo keempat bank ini di tiket masuk Museum Mandiri. Sedangkan empat logo lainnya berasal dari bank-bank pendahulu yaitu NHM, Escomptobank, NHIB, BIN.

  • NHM dinasionalisasi dan berkembang menjadi Bank Exim di kemudian hari. 
  • Escomptobank N.V. setelah nasionalisasi menjadi Bank Dagang Negara.
  • Nasionalisasi Nederlandsch-Indische Handelsbank (NIHB) dan berganti nama menjadi Nationale Handelsbank sejak 1950, menjadi cikal-bakal kelahiran Bank Bumi Daya.
  • BIN (Bank Industri Negara) didirikan pada tahun 1951 dan digabung kedalam Bank Bapindo yang dibentuk pada tahun 1960.

Itulah sebabnya aku akan memilih tiket masuk Museum Mandiri sebagai salah satu yang terbaik di Indonesia. Diantara pertimbangan adalah tidak sekadar tiket sebagai tanda pembayaran tetapi mengisahkan perjalanan dan sejarah museum melalui penggunaan lambang berupa logo bank.

 

Alamat:
MUSEUM MANDIRI

Jl. Lapangan Stasiun no.1
Jakarta 11110

Telp. 021 690 2000
Fax. 021 690 0993

Jam Kunjungan:
Selasa-Minggu 09.00-16.00
Senin dan hari libur nasional tutup

Tiket:
Dewasa Rp 2.000
Dewasa (rombongan lebih dari 20 orang) Rp 1.000/orang
Pelajar, mahasiswa, dan nasabah Bank Mandiri gratis

 

 

 

 
  Copyright © 2009-2020 Museum Indonesia. Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang.